Untuk wanita yang merindu, sebagai penyendiri kala malam
"Robbi habli minassolihin..."
"Robbi habli minassolihin..."
"Robbi habli minassolihin..."
Bersimpuh sebelum semesta terbangun, hanya Tuhan dan kamu. mensyukuri hari kemarin. Memohon kebaikan meski bukan untuk dirimu, tapi untuk kami lah cintamu. Ikhlas, meski tanpa "Terima kasih".
Untuk wanita yang sedang menjalani hari-hari.
Harimu menjadi sangat sempit dan sedikit, memaksamu bergerak cepat dan gesit. Saat memainkan banyak peran untuk diri sendiri, kala lelakimu sedang menjalani perannya sendiri. pagimu habis dengan cepat, habis untuk merangkai "lapar" menjadi "kenyang". Siangmu terik, sehingga keringat meluncur bebas diwajah yang sedikit demi sedikit termakan oleh usia. Senjamu begitu melelahkan, istirahatmu hanya sebuah tambahan, bukan lagi kebutuhan. malam mu sebentar, terlelap dalam lelah. kau lakukan meski bukan untukmu, tapi untuk kamilah cintamu. Ikhlas, meski tanpa "Terima kasih".
Untuk wanita tak kenal menyerah, sebagai wanita yang berjuang.
21 tahun, bukan waktu yang singkat bagimu, bersama lelaki mu. Mampu bertahan & bersabar menjalani hidup. Karna apa? Karna cintalah, alasanmu. kamilah cintamu. Lelah bukan alasan untuk berhenti bagimu. Marah bukan alasan untuk menyerah bagimu. Berjuang meski tak ternilai, ketulusan yang mengiringi cintamu sehingga seindah itu. Untuk kami, cintamu. Ikhlas, meski tanpa "Terima kasih".
Ayah adalah rektor bagiku,
Namun, ibu adalah universitas untukku.
Terima Kasih, ibu.
Untuk segala Ikhlasmu.
dari kami, cintamu.